Bab 41
Arman dan Martin pun saling bertatapan.
Awalnya, Martin langsung mau memberikan pelajaran.
Namun, begitu melihat wajah Arman, tubuhnya sontak mematung.
Kenapa ... kenapa malah dia!
Mata Martin sontak terbelalak. Untung saja reaksinya itu tertutup oleh kacamata hitam yang dia kenakan.
Sementara itu, Arman menatap Martin dengan ekspresi datar.
Deg! Deg!
Jantung Martin langsung berdebar kencang karena ketakutan.
Raja Iblis!
Benar-benar Raja Iblis!
Ternyata bukan namanya saja yang kebetulan sama!
Raja Iblis benar-benar datang ke Kota Setala!
Keringat dingin pun membasahi tangan Martin yang gemetar ketakutan.
"Kriiing ... "
Tiba-tiba, ponsel Martin yang diletakkan di dalam saku pun berdering.
Namun, Martin sama sekali tidak mendengarnya.
"Kak Martin, ponsel Kak Martin bunyi."
Martin baru tersadar dari keterkejutannya setelah bawahannya mengingatkannya. Martin tidak mau terlihat lemah di hadapan para bawahannya, jadi dia berusaha mengendalikan rasa takutnya dan mengangkat telepon itu.
Akan t

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil