Bab 684
Suara yang mendadak membuat semua orang tertegun.
Begitu menoleh ke belakang, langsung terlihat Arman berada di belakang mereka.
"Kak Arman, akhirnya kamu pulang!"
Yolanda sontak menyunggingkan ekspresi terkejut.
Ketika melihat Arman, ekspresi Marsha yang tegang juga sontak merasa lega.
Barusan tadi, dia masih berpikir untuk masuk ke kota bersama Yolanda.
"Arman?"
"Ternyata kamu masih belum mati?"
Tetua Agung dari keluarga Wiratama menyunggingkan ekspresi terkejut.
Bagaimana mungkin ada orang mampu melarikan diri dari Paviliun Sembilan Arah?
"Kamu mati pun aku belum mati."
Arman menyunggingkan ekspresi sinis.
Dia sudah mendengar kata-kata orang tua itu barusan tadi.
Akan tetapi, sekarang dia tidak ada waktu untuk berurusan sama orang tua ini.
"Biadab!"
Tetua Agung itu melotot mata dengan marah, "Anak muda, apa begitu sikapmu saat berbicara sama senior?"
"Senior? Apa kamu pantas dipanggil senior?"
Arman mencibir.
"Kamu!"
Tetua Agung itu bergetar karena marah.
Arman hanya melirik orang t

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil