Badai sudah berlalu
"Al sudah ceritakan semuanya pada mami. Termasuk kakaknya Siska yang buat kamu terluka," terang mami sedikit membuat aku lega. Itu artinya mami belum mengetahui tentang kehamikanku. Keadaan ini berbalik padaku. Aku semakin bingung menghadapi situasi saat ini. Apa ini saatnya aku berkata jujur pada wanita ini. Namun, bagaimana nanti reaksinya. Jika mengetahui kebenaran itu.
Aku menghela napas panjang. Sesak dalam dada seketika sirna meski menimbulkan sedikit ketakutan tersendiri untukku.
"Sayang, kok kamu bisa kenal dengan Devan?" tanya mami padaku.
"Iy Mi. Pak Devan itu mantan atasan Dewi sebelum bekerja di perusahaan mas Al," jawabku jujur dan hanya ditanggapi anggukan oleh wanita yang duduk dihadapanku.
"Jadi kalian dulu satu kantor ya. Oh iya sayang. Emangnya kamu sakit apa? Kok sampai dirawat di rumah sakit ini?"
Pertanyaan mami kali ini benar-benar membuat lidahku menjadi kelu. Tak hanya itu, serangan gugup tiba-tiba menyerangku. Tak dapat dipungkiri itu adalah pertanyaan keramat

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil