Kumohon jangan paksa aku
"Apa jangan-jangan kamu lagi hamil, Wik." Deg, jantungku langsung mau copot mendengar itu dari bibir bu Selfi. Aku harus kasih alasan apalagi untuk berkilah darinya.
"Gimana sayang. Apa masih mual?" tanya ibu mengkhawatirkan aku.
"Udah mendingan Bu," jawabku lemas.
"Ya udah, lebih baik kamu istirahat saja ya. Ayo ibu antar ke kamar."
"Iya sayang. Ibu juga antar kamu ya?"
Dua wanita senja itu memapahku ke kamar. Rasa khawatir tak hanya ditunjukkan oleh ibu. Tapi bu Selfi pun merasakan hal yang sama.
Aku sedikit was-was dengan keadaanku yang sekarang. Takut beliau semakin curiga. Kalau aku ini benar sedang hamil sekarang.
Di ruangan yang cukup luas, mereka dengan telatennya membantu aku baring di ranjang. Wajahku sudah terlihat pucat, itu menarik perhatian dari bu Selfi untuk kembali bertanya.
"Wik, katakan pada ibu. Apa kamu lagi hamil?" Kali ini nada bicaranya terlihat tegas. Aku bisa melihat dari raut wajahnya yang menunjukkan keseriusan.
Aku harus menjawab apa pertanyaan beliau. Sema

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil