Bab 39
Memasuki hari Sabtu.
Rhea memegang naskah di tangannya, menandai satu per satu adegan penting sambil mencocokkan setiap karakter dengan aktor yang sesuai.
"Rhea," panggil Sananta sambil mendekatinya.
Saat itu, musim panas hampir tiba. Udara mulai terasa begitu panas.
Rhea menoleh, rambut pendek dekat dahinya agak basah karena keringat. Sepasang matanya yang bening dan jernih bagai mata air pegunungan itu menghadirkan sejuk di tengah teriknya cuaca.
Sorot mata yang indah membuat Sananta terpana sesaat, pikirannya seketika kosong.
"Rhea, kamu sudah lama di dunia hiburan. Pernah terpikir untuk debut sendiri?" tanyanya.
Dengan wajah seperti itu, tanpa keahlian apa pun dan cukup berdiri manis sebagai hiasan, pasti banyak orang rela mendukungnya.
"Hah?" Rhea kebingungan. Mata jernihnya dipenuhi tanda tanya, menatapnya dengan polos.
Sananta tersadar dari lamunannya dan tertawa kecil. "Ah, maksudku, besok kita libur. Dua bulan ke depan akan sangat sibuk, mungkin nggak ada waktu istirahat lagi.

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil