Dipenuhi Kecemasan
Syarifudin memarkir mobil di depan pintu, begitu juga mobil Yuliana.
Ibu dan putranya memasuki vila dengan wajah yang muram, bibi terkejut saat melihat penampilan Yuliana yang kacau balau, "Ada apa?"
Yuliana tidak menjawab dan melemparkan tas di tangannya ke sofa, "Mari kita bicara!"
“Oke!” Syarifudin mengucapkan sepatah kata dan duduk di sofa, menatap Yuliana dengan dingin. "Apa yang ingin kamu bicarakan?"
Melihat dia tampak acuh tak acuh, Yuliana seketika dipenuhi dengan api amarah, "Syarifudin, bagaimana kamu bisa begitu berdarah dingin? Aku ibumu. Kamu begitu acuh tak acuh saat diusik oleh wanita itu, lihatlah sikap wanita itu yang kini semakin lancang!"
"Itu salahmu!" Syarifudin mencibir. "Sebagai seorang berpendidikan dan bermartabat, malah menganggu seseorang yang sedang makan tanpa sopan santun di depan umum, kemudian menyerang di depan anak orang lain. Ariyani memperlakukanmu seperti ini bahkan sudah bisa dikatakan baik!"
“Bagaimana kamu bisa berbicara denganku seperti ini?” Y

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil