Bab 74
Sebaliknya, justru Nancy yang tidak bisa mengendalikan emosinya.
Juwita masih terpesona dengan betapa tampannya Presdir Grup Sentra. Ketika menoleh, Juwita melihat wajah sahabatnya memucat.
"Ada apa?"
Nancy menggenggam pergelangan tangan Juwita dengan kuat.
Sahabatnya sedang ketakutan.
Juwita bertanya dengan nada cemas, "Siapa yang membuatmu ketakutan seperti ini?"
"Zi ... Zicho." Ketika menyebut nama pria itu, Nancy tergagap.
"Kamu kenal pria itu?" Juwita sangat menyukai pria tampan. Dia sangat penasaran dengan identitas Zicho.
Nancy menjawab dengan wajah pucat, "Ya, Zicho ... adalah kakakku ... "
Dia sebenarnya tidak ingin mengakui hal mengerikan ini!
Mendengar ini, Juwita terdiam.
"Sungguhan, aku nggak bohong. Dia adalah kakak tiriku."
Juwita masih tak berkomentar.
"Hei, kamu kok diam saja?" tanya Nancy dengan kesal.
Akhirnya, Juwita menjawab sambil menghela napas, "Aku agak iri padamu."
"Heh, bukankah kamu selalu iri padaku?"
"Akhirnya, aku mengerti kamu bisa begitu arogan, ternyat

Haga clic para copiar el enlace
Descarga la aplicación Webfic para desbloquear contenido aún más emocionante
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil
Encienda la cámara del teléfono para escanear directamente, o copie el enlace y ábralo en su navegador móvil