Bab 261

Sesampainya di rumah, Wulan menarik seluruh anggota keluarga untuk menemaninya berolahraga. Setelah selesai, Wulan kembali menarik Prita bersama kakek dan neneknya untuk naik ke lantai atas. Di ruang tamu, hanya tersisa aku, Jimmy, dan Susi. Susi melirik ke lantai atas sambil berkata, "Awalnya aku pikir Prita yang akan membantunya, siapa sangka dia bisa pulih sendiri." "Benar," jawabku penuh rasa kagum. "Anak-anak memang bisa pulih jauh lebih cepat daripada yang aku bayangkan." Susi tertawa kecil. "Ya, lihat saja Prita. Waktu tinggal dengan ayahnya, pulang ke rumah seperti burung puyuh." "Selalu hati-hati." "Baru beberapa hari tinggal bersamaku, dia sudah mulai kembali ceria seperti dulu." Tatapan Susi penuh kasih sayang saat menyebut nama Prita. "Kalau aku tahu lebih awal bahwa dengan mengganti pekerjaan menjadi lebih santai bisa membuat hidup putriku lebih baik ... " "Sudah sejak dulu aku tinggalkan perusahaan lama." Sebagai sesama ibu, aku paham perasaan bersalah yang dia rasakan. A