Bab 930
Suara itu seketika membuat kaki Arthur bergetar. Dia buru-buru mengulurkan tangan untuk mengambil ponsel di atas meja sambil menjelaskan, "Maaf, aku salah telepon. Ini bukan nomor Mario."
"Kamu nggak salah telepon!" bantahku sebelum dia sempat mengambil ponselnya.
Bibir Arthur berkedut-kedut. Dia menatapku dengan gugup dan bertanya pada orang di ujung telepon, "Siapa kamu? Kenapa ponsel ini bisa di tanganmu? Apa kamu mencuri atau memungutnya?"
Dia benar-benar bersusah payah, bahkan sampai menyiapkan alasan untuk lawan bicara.
Namun, lawan bicara tidak kooperatif dan malah berkata, "Aku nggak mencuri atau memungutnya. Ponsel ini memang di tanganku, kenapa? Nggak boleh?"
"Tentu saja nggak boleh. Gimana kamu bisa ambil ponsel orang lain sembarangan? Aku peringatkan, dia sudah punya istri. Kalau istrinya dengar, dia bisa salah paham." Entah sudah berapa kali Arthur melirik wajahku.
"Oh ya? Istri dengan pikiran sempit begitu nggak cocok dengan kepribadian Pak Mario," sindir orang di seberan

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda