Bab 15 Tak Pernah Terlupakan, Pasti Ada Balasannya
Setelah tiba di Sulasa dan sampai di tujuan, kondisi di sini memang cukup sulit. Satu asrama ditempati enam dokter.
Banyak dokter muda, penuh idealisme dan semangat. Mereka bekerja sebagai relawan.
Tempatnya sangat sibuk, sering kedatangan orang yang terluka.
Semua sibuk mengoleskan obat dan membalut luka. Jarang ada waktu senggang.
Sewaktu bekerja di rumah sakit kota, aku sering melihat nyawa yang hilang, tapi belum pernah menangis sekali pun.
Di sini, aku justru menjadi sangat rapuh. Para prajurit muda yang terluka, usianya baru sekitar dua puluhan.
Wajah mereka masih polos, ada yang kehilangan tangan atau kaki karena ledakan.
Setelah seharian bekerja, aku bersandar di pojok yang sepi dan menangis.
Kamu tidak akan pernah tahu, kedamaian yang kamu nikmati, dibayar dengan nyawa siapa.
"Kamu sangat sedih?" Seorang gadis muda mendekat dan memberikan tisu padaku.
"Ya." Aku mengangguk.
"Kenapa datang ke sini?" anyanya.
"Hanya kebetulan saja. Aku nggak menyangka keadaannya seperti ini. Mere

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda