Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 5

Setiap kata yang dia ucapkan bagaikan jarum beracun yang menusuk bagian tersakit di dalam hatiku. Bayangan Melvin yang memeluknya kembali muncul di dalam benakku, akal sehatku langsung menghilang. "Pergi! Pergi kamu dari sini!" Aku berteriak dengan tidak terkendali, lalu mengerahkan semua kekuatanku untuk mendorong wanita kejam ini keluar dari pintu. Nita seolah-olah tidak menyangka aku akan menyerangnya, jadi wanita itu melangkah mundur satu langkah saat aku mendorongnya. Setelah itu, akhirnya muncul kerutan di alisnya. Dia berdiri dengan stabil, lalu tatapannya menajam. "Dasar orang yang nggak tahu diri!" Nita merapikan ujung mantelnya yang kuremas, lalu berkata dengan suara yang pelan, tapi samar-samar terdapat ancaman di dalamnya, "Rachel, hari ini aku datang untuk mengingatkanmu agar kamu sadar dengan posisimu! Jangan keras kepala! Apa gunanya kamu terus ulur waktu tanpa mau cerai? Bersikeras untuk duduk di posisi istri Joshua cuma akan buat kamu dan anakmu semakin menderita! Sekarang Joshua cuma peduli denganku dan Melvin! Kamu dan putri yang masih harus menyusui cuma beban baginya!" Beban .... Kata ini langsung membuatku kehilangan akal sehat. Aku menerjang ke arahnya sambil berteriak, "Aku akan melawan kamu sampai mati!" Saat ujung jariku hendak menyentuh pipinya, sebuah tangan tiba-tiba menahan lenganku dari belakang! Kekuatannya sangat kuat sampai membuat tulangku kesakitan. Aku menoleh, lalu bertatapan dengan tatapan dingin dan jijik Joshua. "Rachel! Apakah kamu bisa berhenti buat masalah!" Dia menepis tanganku dengan keras, lalu mendorongku ke lantai ubin yang dingin di pintu masuk. Rasa sakit yang tajam menusuk tulang ekorku, luka di perutku terasa seperti sedang dicabik-cabik. Aku meringis kesakitan. Joshua sama sekali tidak melirikku, dia langsung menghampiri Nita yang rongga matanya memerah. Kekesalannya langsung berubah menjadi kekhawatiran. "Nita, apakah kamu baik-baik saja?" Joshua mengulurkan tangan untuk menopang lengan Nita dan berbicara dengan lembut, "Aku sudah pernah bilang kalau dia gila, kenapa kamu menemuinya sendirian?" Nita segera bersandar pada Joshua dan sedikit menundukkan kepalanya untuk menunjukkan lehernya yang halus. Nada bicaranya terdengar sedih dan juga bercampur dengan isak tangis. "Aku baik-baik saja, aku cuma sedikit kaget .... Awalnya aku datang untuk jelasin semua hal dengannya dan minta dia untuk berhenti ganggu kamu lagi. Ini adalah akhir yang baik untuk semua orang ... siapa tahu dia ...." "Aku tahu, kamu pasti ketakutan." Joshua menenangkannya dengan lembut, aku sama sekali belum pernah mendengarnya berbicara selembut ini padaku. Melly sudah menangis saat aku berteriak pada Nita, jadi pengasuh segera membawanya kembali ke kamar. Pada saat ini, Joshua dan Nita berdiri di depan pintu seolah-olah tidak menyadari kehadiran orang lain. Yang satu terlihat sangat sedih, sedangkan yang satu lagi melindunginya dengan lembut, mereka terlihat seperti jodoh yang ditakdirkan oleh Tuhan. Sedangkan aku terbaring dengan menyedihkan di atas lantai yang dingin dan menjadi bahan tertawaan semua orang. Aku mendongak untuk menatap Joshua yang terasa asing bagiku, lalu dengan putus asa bertanya padanya. "Joshua! Apakah ucapan dia ... benar?! Kamu menikahiku demi ... demi memanfaatkan perutku ... dan melahirkan anak untuknya?!" Pria itu menunduk untuk menatapku. Tatapan lembut di matanya sudah menghilang, hanya dipenuhi dengan tatapan dingin dan tidak sabar. "Karena kamu sudah tahu, cepat tanda tangan surat cerainya. Jangan buang-buang waktu kita semua lagi." Waktu seakan-akan membeku. Jawaban pria itu membuatku tenggelam dalam keputusasaan. Nita bersandar di pelukan Joshua sambil memasang ekspresi terkejut, tapi matanya menunjukkan tatapan bangga. Joshua seolah-olah tidak melihat hal ini, dia berkata dengan lembut, "Nita, ayo kita pulang ke rumah."

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.