Bab 49
Dia sempat mengira Monica mau buka mulut untuk pinjam uang.
Sesama warga desa, kalau benar-benar meminta bantuan, bagaimanapun juga harus dipinjamkan sedikit. Masalahnya keluarga mereka juga miskin!
Jangankan tahun 80-an, saat pendapatan petani rendah, bahkan empat puluh tahun kemudian pun, petani tetap yang termiskin.
Begitu keduanya pergi, Yogi memuji Monica pada istrinya, "Anak ini benar-benar mengerti."
Istrinya melirik Yogi. "Apa-apaan, dua bungkus rokok saja sudah bisa menyuapmu, kenapa kamu nggak bilang, betapa lelahnya keledai kita!"
Yogi malah tenang sekali. "Jason itu anaknya jujur, dia nggak akan membiarkan keledai kelaparan."
Tante Sari tidak bicara lagi. Memang betul, dilihat dari dua ikatan besar rumput hijau itu, memang benar-benar penuh perhatian.
Dalam perjalanan pulang, pandangan Jason selalu, entah sengaja atau tidak, melirik Monica. Monica akhirnya berhenti melangkah, dan dengan tenang menatap balik ke arah laki-laki itu, "Ada yang mau kamu katakan?"
Monica mencoba

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda