Bab 223
Nindi menengadah dan hanya melihat Serena, tidak ada Sania di sekitarnya.
Serena duduk di bangku seraya berkata dengan tenang, "Aku nggak menyangka kalau kamu begitu suka mengikutiku. Ke mana pun aku pergi, pasti kamu ada di sana."
Begitu Nindi tiba, Serena langsung menyusul dari belakang.
Tampaknya kemampuan Jihan dalam menyampaikan informasi cukup hebat.
"Nindi, jangan terlalu membanggakan diri. Klub ini juga didanai oleh ayahku. Memangnya aku nggak boleh datang kemari untuk lihat-lihat?"
Serena tersenyum sinis. "Justru kamu yang ingin bergabung dengan klub ini, 'kan? Tapi ini bukan tempat yang bisa dimasuki sembarangan. Hanya dengan mengandalkan kemampuanmu, jangan mimpi, deh."
"Klub Gaming Universitas Yasawirya selalu mengandalkan kekuatan, 'kan? Apa sekarang harus melalui jalur belakang?"
Nindi menatap Serena dengan gigih.
"Tapi apa kamu punya kemampuan?" tanya Serena dengan marah.
"Berkemampuan atau nggak, itu bukan urusanmu."
Nindi sama sekali tidak mengindahkan Serena, dan lang

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda