Bab 232
Cakra memegang keningnya dan berkata, "Hm, sudah nggak demam."
Nindi secara refleks menghindari tangannya dan menjawabnya dengan gagap, "Aku 'kan sudah bilang baik-baik saja."
Setelahnya, Cakra menyentil dahi Nindi dengan kuat.
Cakra mengernyit sembari berkata, "Bukannya aku sudah bilang jangan pergi minum-minum di bar? Nggak ingat?"
Jika dia tidak berada di sana tadi malam, tidak bisa dibayangkan apa yang akan dialami Nindi.
Nindi merasa sedikit cemas mengingat kejadian tadi malam.
Tatapan Nindi berubah dingin. "Sekarang Sania bergaul dengan beberapa anak dari keluarga kaya di Kota Yunaria. Aku nggak sangka kalau mereka berani bertindak keterlaluan!"
Dia-lah yang terlalu ceroboh.
"Bagaimana kamu ingin menghukum mereka?" Cakra bertanya dengan serius.
"Nggak mudah. Para anak kaya itu berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Yasawirya, orang biasa nggak akan mampu menghadapi latar belakang keluarga mereka sama sekali."
Namun, dia tidak akan membiarkannya begitu saja.
Mendenga

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda