Bab 331
Napas Nindi tersendat ketika melihat tatapannya yang dalam.
Dia berkedip dan menjawab, "Itu … cuma teman, kok."
Bukankah jawaban ini yang pria itu gunakan sebelumnya?
Mereka hanya teman.
Pria itu juga hanya menganggapnya seperti adik.
Cakra yang melihat sikapnya, menggertakkan gigi, lalu berdiri. "Ayo pergi."
Dia jalan paling depan dengan raut wajah datar.
Nindi mengikuti di belakang seraya menjaga jarak beberapa kaki darinya.
Zovan dan Mario jalan paling belakang. Mario tampak sangat cemas dan ingin mengatakan sesuatu, tetapi ditahan oleh Zovan.
Zovan berbisik, "Mario, jangan bikin ribut, deh!"
Bocah nakal ini seperti seekor anjing yang tak bisa ditahan.
Dalam situasi seperti ini, jangan coba cari gara-gara.
Mario bertanya dengan penasaran. "Apa mereka benar-benar belum berpacaran?"
Apa Kak Cakra masih belum berhasil menaklukkan gadis itu setelah beberapa bulan berlalu? Sungguh mengecewakan!
"Jangan harap, deh. Mereka itu nggak mungkin bersama."
"Kenapa?"
"Karena Nindi itu adalah …"
S

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda