Bab 471
Nindi tahu betul alasan Brando begitu terburu-buru menjalin kerja sama dengannya. Sudah pasti karena enggan kehilangan segalanya dalam perusahaan.
Bagi Brando, melihat perusahaannya jatuh ke tangan Sania rasanya lebih menyakitkan daripada kematian.
Ketika bumerang itu berbalik menghantam dirinya sendiri, barulah dia tahu rasanya dikhianati.
Brando akhirnya bersuara, "Apa syaratmu?"
"Syaratku sangat sederhana. Serahkan seluruh saham perusahaan atas namamu kepadaku."
"Nindi, kamu gila!"
Brando merasa tidak percaya begitu mendengar syarat itu, "Kalau aku serahkan semua saham padamu, bukankah semua usahaku selama ini sia-sia?"
"Kamu sendiri yang bilang mau menebus kesalahanmu padaku. Selama aku nggak menuntutmu, kamu akan menyetujui syarat apa pun, 'kan?"
Nindi menatap dengan penuh ejekan.
Brando langsung tersedak, lalu berkata, "Tapi aku yang sudah bangun perusahaan ini dengan susah payah sampai seperti sekarang."
"Aku tahu, tapi kamu kan bisa ambil saham atas nama kakakmu. Toh, di perusa

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda