Bab 473
Nindi tersenyum sambil mengulurkan tangan ke arah Sania, seolah tengah mengundangnya.
Sania hampir meledak saking marahnya. Demi mempersiapkan jamuan malam ini, dia bahkan menghafal pidatonya berulang kali.
Namun, semua itu kini hancur berantakan.
Bisa-bisanya Nindi yang menyebalkan itu masih punya muka untuk mengajaknya naik ke panggung? Bukankah ini jelas-jelas penghinaan?
Melihat situasi yang memanas, Darren bergegas menengahi, "Sania, kalian naik saja bersama. Bagaimanapun juga, kalian ini saudara. Kalian juga sudah berkontribusi dalam naskah ini."
Sania mengulurkan tangannya dengan enggan. Namun, Nindi justru menarik tangannya kembali.
"Aku cuma bercanda, tapi kamu malah anggap ini serius. Penulis yang asli sudah di sini sekarang. Jadi, kamu nggak perlu lagi bacakan pidatoku."
Sudut bibir Nindi melengkung dengan sinis, "Karena yang palsu, pada akhirnya tetaplah palsu."
Nindi berbalik dan berjalan ke depan Sania. Dia bahkan sengaja sedikit menabrak sosok yang menyedihkan itu.
Sania

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda