Bab 475
Begitu mendengar kata-kata itu, Nindi langsung tergelak saking marahnya.
Dia kemudian berkata, "Aku belum pernah melihat orang yang sangat nggak tahu diri seperti kalian."
Sania tersenyum sinis dan berkata, "Meskipun aku sudah lupa berapa kali naskah ini mengalami revisi, aku masih ingat betul kalau ide awal dan arah ceritanya berasal dariku. Masa kamu tega mengusirku begitu saja setelah aku berkontribusi?"
Nindi tertawa lepas seketika.
Dia menoleh ke teman-teman seprofesinya di sekitar dan berkata, "Kalian dengar itu? Yang Sania sebut kontribusi itu cuma ide-ide yang akhirnya nggak ada gunanya. Dia cuma sekali mengusulkan sesuatu, tapi sekarang mau namanya tercantum di naskahku."
Para penulis lain yang ada di sekitar mereka pun ikut merasa geram.
"Ini benar-benar keterlaluan! Seenaknya saja mengaku berkontribusi dalam naskah."
"Aku sudah sering mendengar bagaimana keluarga Lesmana memperlakukan adik kandungnya dengan buruk, sementara mereka justru sangat baik pada saudara angkatnya. A

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda