Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 747

Mendengar ucapan sang kakak yang penuh geram, membuat sudut bibir Nindi terangkat dingin, "Kenpa baru merasa kehilangan sekarang? Bukankah kalian dulunya mati-matian melindungi Sania?" Darren hampir kehabisan napas karena amarah. Dia masih terbaring di rumah sakit. Sejak sadar semalam, dia sama sekali tidak bisa memejamkan mata. Uang yang sempat dipindahkan Sania pun hilang tanpa jejak. Tak ada satu pun petunjuk yang bisa mereka temukan. Nando pun tampak kewalahan, "Nindi, sekarang bukan waktunya menyimpan dendam. Kita harus bersatu dan menyelidiki kecelakaan itu. Kita harus menangkap orang yang menyebabkan kematian ayah dan ibu." "Sekarang semuanya sudah telanjur. Keluarga Morris pasti sudah dengar kabar itu. Jadi, apa untungnya aku bersatu dengan kalian?" Nindi melirik sekilas ke ponselnya, "Jangan coba-coba bicara soal Sania buat menyentuh hatiku. Aku nggak peduli dengan nyawanya. Justru aku mau dia mati saja." "Nindi, bukan begitu maksud Kakak. Sania ada di tangan kita, itu bisa ja

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.