Bab 767
Nindi meminta pengurus rumah untuk meletakkan foto mendiang orang tuanya di tempat paling mencolok.
"Nindi, apa yang kamu lakukan?"
Dia menoleh ke arah anggota keluarga Lesmana. "Apa kalian nggak lihat? Aku sedang berdoa untuk orang tua kita. Sekaligus memberitahu mereka kalau kita sudah dibohongi selama bertahun-tahun, dan akhirnya mengetahui kebenaran tentang kecelakaan waktu itu."
Ekspresi Nando menunjukkan sedikit rasa bersalah.
Bahkan Darren menundukkan kepalanya, tidak berani menatap foto mendiang orang tuanya karena merasa sedikit bersalah dalam hatinya.
Witan menatap foto hitam putih itu dan seketika sikap arogannya lenyap.
Ruang tamu kembali sunyi.
Nindi menyalakan lilin di atas meja, kemudian menatap foto hitam putih orang tuanya yang masih muda. Nadanya menjadi jauh lebih lembut. "Ayah, Ibu, apa kalian melihat dari surga? Kita akhirnya nggak dipermainkan oleh orang-orang itu lagi. Kalian tenang saja, dendam ini pasti akan kita balas."
Setelah berbicara, dia menoleh dan meman

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda