Bab 1221 Perlu Beberapa Pelayan
Terasa hening di luar.
Yetta menghela napas panjang. Dia mengangkat kepalanya dan melihat sepasang mata yang dipenuhi rasa curiga.
Dia tersenyum, “Apa kau ingin bertanya banyak hal padaku?”
Farrel mengangguk.
Yetta menundukkan kepalanya dan tersenyum. Suaranya terdengar lembut, “Tidak peduli pertanyaan apa itu, ingatlah bahwa aku tidak akan pernah menyakitimu. Aku benar-benar sangat mencintaimu.”
Seperti yang Sally katakan, pria itu lupa dengan masa lalu sepenuhnya. Setidaknya, masih ada memori tentang dirinya dan Sally jauh di dalam ingatannya.
Kalau tidak, pria itu tidak akan mengatakan sesuatu seperti itu.
Memikirkan ini, bibir Yetta berkedut saat dia menertawai dirinya sendiri.
Sally benar, dia memang takut.
Farrel menatapnya, matanya seperti kolam yang dalam, dan dia tidak tahu apa yang pria itu pikirkan.
Dia tidak tahu apakah dia sedang membayangkan sesuatu, dan tiba-tiba merasa bahwa dia diliputi gelombang kesedihan.
Dia sedikit tergerak.
Dia melangkah maju, mengulurkan tangan, dan menarik wanita itu ke dalam pelukannya.
Aroma segar milik Farrel mengalir ke rongga hidung Yetta, dan matanya langsung berlinang dalam keputusasaan.
Yetta meraih baju Farrel, membenamkan wajahnya di pelukan pria itu, dan mulai terisak.
Dia benar-benar takut Farrel akan ingat semuanya. Lalu pria itu akan meninggalkannya dan kembali pada Sally.
Meskipun dia mendapatkan hubungan ini dengan cara yang tidak bermoral, dia tidak mau mengembalikannya.
“Yetta, jangan menangis.” Farrel mengulurkan tangannya dan menepuk punggung Yetta dengan lembut.
Yetta melepaskan dirinya dari pelukan Farrel, menghapus air matanya, lalu menatap pria itu.
“Apa kau akan meninggalkanku?” tanyanya.
Farrel menggelengkan kepalanya, “Tidak.”
Jawaban ini tidak membuat Yetta lega.
Dia berpikir sejenak, lalu bertanya, “Apa yang kau rasakan saat melihat Sally?”
“Yang aku rasakan?” Farrel tidak mengerti maksud dari pertanyaan itu.
“Apa kau merasa sedikit familiar?”
Farrel merenung sejenak, lalu menjawab dengan jujur, “Dia memang terasa familiar.”
Yetta merasa putus asa. Sally tetap ada jauh di dalam ingatannya.
Melihat ekspresi wanita itu berubah, Farrel bertanya dengan khawatir, “Ada apa?”
“Tidak apa-apa.” Yetta tersenyum dan berkata, “Kau seharusnya mengetahui sesuatu dari perbincangan kita sekarang.”
“Ya.” Farrel mengangguk, “Aku tahu kalau Sally dan aku saling mengenal sebelumnya, dan hubungan kami tidak sederhana.”
Dia sudah menebaknya sejak pertama kali dia melihat Sally di bandara.
Namun, Yetta sepertinya sangat tidak menyukai Sally, jadi dia tidak membahasnya.
Setelah apa yang terjadi hari ini, Farrel sekarang yakin kalau hubungannya dengan Sally memang tidak sederhana.
Yetta tersenyum dan mengakuinya secara blak-blakan, “Ya, kalian dulu adalah suami istri.”
Farrel tidak terkejut dan hanya bertanya dengan acuh tak acuh, “Apa hubungan kami baik?”
Yetta tidak menjawabnya, tapi malah bertanya, “Sekarang kau sudah tahu hubunganmu dengannya, apa kau akan kembali padanya?”
Kembali pada Sally?
Setelah melihat alis wanita itu berkerut erat, bayangan saat Sally menangis muncul di benaknya dan dia merasa tertekan.
“Apa kau akan kembali ke sisinya?” Yetta mengulangi pertanyaannya saat dia menatap Farrel dengan gugup.
Dia takut mendengar apa jawaban pria itu.
“Tidak.” Farrel meletakkan tangannya di bahu Yetta. Dia mendekat, menatap mata wanita itu, dan berkata dengan lembut, “Kau sudah menyelamatkan hidupku, dan aku tidak ingat dengan masa lalu. Untuk apa aku kembali padanya?”
Yetta menangis bahagia. Dia melemparkan dirinya ke dalam pelukan pria itu, terisak, dan berkata, “Farrel, aku sangat mencintaimu, kau tidak boleh meninggalkanku.”
“Tidak akan.”
Farrel membelai rambut Yetta yang lembut dengan perlahan. Ekspresinya muram, tidak tahu apa yang dia pikirkan.
Setelah meninggalkan kediaman keluarga Simpson, Sally terus saja diam.
“Kakak Ipar, apa kau baik-baik saja?” tanya Felix dengan khawatir.
Sally melirik ke arahnya dan tersenyum tipis, “Aku baik-baik saja.”
“Jangan khawatir, kita pasti akan menemukan cara untuk membuat kakakku pulang,” hibur Felix.
“Aku tahu.” Sally berbalik untuk menatap pemandangan di balik jendela, “Aku takut dia yang tidak mau datang.”
Felix merenung sesaat, “Jangan cemaskan itu. Melihat reaksi kakakku tadi, dia tidak benar-benar melupakanmu. Selama kau terus muncul di hadapannya dan membicarakan masa lalu, dia akan ingat.”
Sally tersenyum getir, “Melihat apa yang terjadi hari ini, aku takut akan sulit untuk bertemu dengan kakakmu lagi.”
Terutama setelah apa yang terjadi hari ini, Yetta pasti akan lebih waspada.
“Kita akan menemukan cara.”
Sally menghela napas, “Aku harap demikian.”
...
Saat Yves mengetahui kalau Sally pergi ke kediaman keluarga Simpson, dia langsung berpikir kalau itu terlalu impulsif.
“Sally, bukannya aku sudah menyuruhmu untuk menunggu di rumah? Kenapa kau pergi ke kediaman keluarga Simpson?” Yves tidak bisa memahaminya.
“Jangan salahkan dia. Aku yang minta kepada Kakak Ipar untuk menemaniku,” kata Felix.
Yves tersenyum pasrah, “Felix, aku tidak menyalahkannya. Aku hanya bilang kalau kau melakukan itu, hanya akan membuat Yetta semakin waspada. Aku takut kita tidak akan bisa masuk ke dalam kediaman keluarga Simpson setelah ini.”
Felix mengangguk, “Kami juga menyadarinya. Maafkan aku, kami tidak memikirkannya dengan sungguh-sungguh.”
“Tidak apa-apa.” Yves menghela napas dengan berat, “Kita hanya bisa mengandalkan Karl sekarang.”
Sally mendongak, “Apa katanya?”
“Dia meneleponku dan bilang kalau dia akan membantu kita dan tidak tergesa-gesa.”
Sally mengernyitkan dahinya, “Apa maksudnya dengan tidak tergesa-gesa?”
Yves berpikir sejenak, “Yang dia maksud adalah Yetta tidak akan meninggalkan Ibu Kota dalam waktu dekat. Kita punya banyak waktu.”
Sally mencibir, “Memang kenapa kalau kita punya banyak waktu? Yetta tidak akan pernah membiarkan kita mendekati Farrel.”
“Memang benar untuk saat ini, tapi bukan tidak mungkin.”
Kata-kata Yves membuat Sally sedikit berharap. Dia buru-buru bertanya, “Apa kau sudah memikirkan sebuah rencana?”
“Begitulah.”
“Apa itu?” Felix juga merasa cemas.
Yves tersenyum, “Karl memberitahuku kalau rumahnya butuh beberapa pelayan.”
“Lalu?”
Sally dan Felix tampak bingung dan tidak mengerti apa maksud dari ucapan Yves.
“Apa kalian bodoh?” Yves menatap mereka berdua dengan tidak berdaya.
Mata Felix terbelalak karena terkejut, “Kau mau menyusup ke dalam kediaman keluarga Simpson?”
“Benar,” kata Yves sambil mengangguk.
“Lalu siapa yang akan melakukannya?” tanya Sally.
Yves menatapnya dengan sungguh-sungguh. Senyumnya semakin lebar saat dia berkata, “Kau.”
Sally tercengang, “Aku?”
“Apa kau bercanda? Yetta mengenalnya. Bagaimana dia bisa menyusup ke dalam kediaman keluarga Simpson?”
Berhadapan dengan keraguan Felix, Yves hanya tersenyum, “Selalu ada cara.”
Karena dia mengatakan itu, pasti semua sudah terencana.
Sally menarik napas dalam-dalam, “Baiklah, aku serahkan semuanya padamu.”
Selama dia bisa masuk ke dalam kediaman keluarga Simpson dan bertemu dengan Farrel, dia bersedia melakukan apa pun.