Bab 4
Namun setengah bulan yang lalu, saat kami pergi makan di luar, kami bertemu Lizania yang keluar jalan-jalan dengan riasan penuh.
Lizania tersenyum lalu berkata, "Aku iri sekali pacarmu menyuapimu dengan makanan, dia benar-benar memperlakukanmu dengan baik. Aku juga ingin seperti itu."
Kenapa? Kenapa?
Baru setengah bulan lalu aku memberi tahu Andre kata sandi pintu rumahku, dan mereka berdua langsung datang ke rumahku.
Lizania, sejak kecil aku sudah mengalah begitu banyak kepadamu, masih belum cukupkah?
Kalau mau berselingkuh, silakan saja berselingkuh, kalian bisa ke hotel, kenapa harus ke rumahku!
Apa lagi yang ingin kamu pamerkan?
Pada saat ini, aku benar-benar muak.
Panggilan dari Aurelius datang tepat pada saat ini, sesaat sebelum pesawat lepas landas.
Suaranya ringan dan cerah, "Kak Yunida? Lama nggak bertemu. Aku Aurelius, aku sudah pulang dari luar negeri!"
"Sekarang aku di bandara, belum memberi tahu siapa pun. Kakak, jemput aku, ya, boleh?"
Tanpa sadar aku menjawab, "Baik."
Di tengah ekspresi terkejut pramugari, aku menarik koper dan dengan tegas turun dari pesawat.
Malam itu, aku menyeret Aurelius ke apartemennya dan meneguk satu gelas demi satu gelas.
Gelas kaca berkaki tinggi saling berdenting, seolah sedang merayakan sebuah perpisahan.
Bagaimanapun, saat melihat wajah Aurelius yang sedikit memerah, hal pertama yang terlintas di benakku adalah ....
Apa yang akan terjadi jika Lizania tahu aku telah meniduri adik kandung yang selalu dirinya anggap penting itu?
Hanya membayangkannya saja sudah membuatku sangat senang.
Aku tidak pandai minum, begitu minum langsung sempoyongan.
Aku bahkan sudah tidak ingat lagi kapan lenganku tersampir di bahu Aurelius.
Aurelius terengah-engah, "Kak, ini nggak boleh."
Aku terkikik pelan, meraih tubuhnya dan mencondongkan diri untuk menciumnya.
"Nggak apa-apa, Dik."
"Kita hanya berurusan dengan tubuh, bukan perasaan. Kamu nggak perlu bertanggung jawab."
Pandangan mata Aurelius menggelap tepat pada saat itu.
Aku yang selalu menahan diri, malam itu adalah pelampiasan langka setelah bertahun-tahun.
Kehangatan, kenikmatan, dan rasa puas.
Dan secercah rasa bersalah setelah kelegaan.