Bab 91 Mencari Gara-gara
"Bam!"
Pintu kamar tertutup di belakangnya.
"Bernard!" Devan menggertakkan gigi, berteriak pada pintu yang rapat tertutup, "Kalau Evelyn sampai kehilangan sehelai rambut pun, aku pasti akan membuatmu menyesal!"
Tak ada jawaban dari dalam kamar.
Dua pengawal berbaju hitam segera melangkah maju, berdiri kokoh di depan pintu.
Asisten itu perlahan merapikan ujung lengan bajunya, tersenyum tipis pada Devan, namun nadanya dingin.
"Berani membuat Tuan Muda Bernard murka, Pak Devan adalah yang pertama."
"Silakan."
Devan bersandar pada dinding, tatapan matanya yang kelam terus menatap pintu yang tertutup rapat itu.
Dalam hati dia mulai ragu, apakah Evelyn ... benar-benar ada di dalam?
Dengan sifat Bernard yang nyaris sakit jiwa karena obsesinya pada kebersihan, mustahil dia menyembunyikan seorang wanita di suite pribadinya.
Namun naluri seorang pria begitu kuat mengatakan padanya, dia memang ada di dalam!
Apa mungkin hanya ilusi?
Pria ini memang bukan sosok yang mudah dihadapi.
Di kehidupan seb

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda