Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Chapter3

Pria itu meremasnya dengan kuat, membuatku tak kuasa menahan jeritan terkejut. Sensasi geli yang menyakitkan menjalari tubuhku, membuatku gemetar. "Oh .... Paman Widodo, pelan-pelan ...." Aku merasa hampir tidak sanggup menahannya. Didikan ayah tiriku telah membuatku begitu sensitif. Sekarang, aku merasa seperti hampir meleleh dengan remasan Paman Widodo. "Apa benar-benar sesensitif ini, ya? Ayo, biar aku lihat." Ketika Paman Widodo berbicara, tangannya yang lain ikut terulur untuk mengusap dadaku, membuatku tidak berhenti mengerang. Aku merasa hampir kehilangan kendali. Didikan ayah tiriku dan sentuhan Paman Widodo benar-benar menyulut hasrat di dalam tubuhku. Otakku sudah tidak bisa berpikir lagi, hanya ada sensasi fisik dan hasrat akan kenikmatan. "Baiklah, Tasya, kamu hebat. Sekarang aku akan menikmati dirimu." Suara Paman Widodo yang dalam membuatku bergetar. Dia memelukku, sementara tangan besarnya menjelajahi tubuhku dengan bebas. Aku merasa seperti akan terbang. Didikan ayah tiriku dan keahlian Paman Widodo membuatku sepenuhnya tenggelam dalam kenikmatan. Pikiranku benar-benar kosong, hanya tersisa sensasi geli di setiap bagian tubuhku yang disentuh dan dielus. Pada saat itu, aku mengerti mengapa aku begitu sensitif. Ternyata aku terlahir sebagai penggoda, sementara ayah tiriku dan Paman Widodo adalah pembimbingku. Aku masuk ke kamar, melihat Paman Widodo duduk di sofa. Tatapan serakahnya membuat pipiku merona. Gaun biru muda yang aku kenakan sepertinya membangkitkan nafsunya. Aku bisa merasakan matanya yang panas menjelajahi tubuhku. Astaga, aku benar-benar sangat malu! "Tasya, kemarilah!" Suara Paman Widodo yang dalam membuat jantungku berdetak kencang. Aku ragu sejenak, tetapi tetap berjalan ke sampingnya. Dalam hati aku berpikir bahwa pria ini pasti ingin mengambil kesempatan lagi. Sebelum aku sempat bereaksi, Paman Widodo sudah menarikku ke dalam pelukannya. Tubuhnya yang begitu kuat membuatku merasa seperti burung kecil yang terkurung dalam dekapannya. Sialan, pria ini benar-benar tidak memiliki niat baik! "Hadi, aku ingin bersenang-senang dengan putri kecilmu." Paman Widodo berkata kepada ayah tiriku dengan suara yang penuh hasrat. Ayah tiriku tertawa sembari mengeluarkan dua botol obat dari dalam tasnya, yang satu berwarna biru dan yang satu berwarna merah muda. Astaga, para pria ini benar-benar mengeluarkan seluruh kemampuan! "Yang merah muda untuk diminum Tasya. Ini aku bawa dari Negara Arika, jadi efeknya pasti luar biasa!" Ayah tiriku menyerahkan botol obat merah muda kepadaku. Aku menerimanya, sementara telapak tanganku terasa berkeringat. "Yang biru adalah milikku. Setelah meminum obat ini ... hehe, nggak ada yang bisa menghentikanku!" Setelah Paman Widodo mengatakan ini, dia memasukkan obat biru ke mulutnya. Aroma yang mendominasi dan ambigu pun menyeruak. Dia bangkit berdiri, lalu melangkah mendekatiku. Aku bisa merasakan lekukan celananya. Astaga, apakah dia sudah begitu bersemangat? Jantung kecilku hampir melompat keluar! Paman Widodo menempelkan selangkangannya ke tubuhku, hingga aku bisa merasakan suhu tubuhnya. Ini sungguh memalukan! "Paman ... Paman Widodo, aku ... aku takut ...."

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.