Bab 88
Udara seakan membeku. Detik demi detik berlalu.
Untungnya, Marco merasa canggung dan segera menarik kembali tangannya. "Bu Olivia, apa kamu nggak enak badan?"
Marcello menekan bibirnya. Dia mengulurkan satu tangan untuk membantu Olivia berdiri dan merengkuhnya. "Aku akan ke rumah sakit."
Olivia buru-buru melambaikan tangannya. "Nggak apa-apa, pekerjaan Pak Marcello lebih penting!"
Mata hitam Marcello melirik Olivia sekilas. Dia tidak berbicara lagi.
Olivia pikir masalah ini sudah selesai. Akan tetapi, setelah para petinggi perusahaan cabang yang ikut inspeksi pergi makan, Marcello menariknya ke dalam lift.
"Ada apa?"
"Ke rumah sakit."
Kemudian, Marcello meraba kening Olivia. Alis tebalnya berkerut. "Kamu agak demam."
"Masalah kecil seperti ini bukan apa-apa! Nanti siang aku kembali ke hotel dan berbaring sebentar, pasti sembuh."
Olivia sudah terbiasa seperti ini selama bertahun-tahun.
Sebenarnya, Olivia juga ingin manja, tetapi tidak ada yang bisa diandalkannya. Adiknya masih terbaring

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda