Bab 104
"Bernard, kita ini sudah menandatangani surat cerai. Cepat keluar."
Sania sekali lagi mengalihkan kepalanya. Sebenarnya dia sangat memedulikan hal ini.
"Sekalipun sudah tanda tangan, selama aku nggak melepaskanmu, kamu akan tetap menjadi milikku."
Nada suara Bernard terdengar sangat tenang, tetapi menyiratkan hasrat mengontrol yang menakutkan. Pria itu kembali mencium Sania lagi.
Melihat Sania terus meronta, Bernard langsung mengangkat kedua tangannya ke atas dan menahannya. Sania segera menggigitnya, meski bau darah yang amis mengalir ke dalam mulutnya, pria itu tetap tidak berhenti.
Begitu tali jubah mandi dilepaskan, pemandangan yang memikat langsung terlihat di dalamnya.
Saat ini, seluruh gairah di dalam tubuh Bernard kian bergelora. Setiap sel dalam tubuhnya menginginkan wanita itu. Hanya ... dia!
"Bernard, apakah kamu bermaksud ... memaksaku?" Suara jeritannya itu akhirnya menyadarkan Bernard.
Bernard akhirnya menghentikan ciumannya yang mendalam itu. Kedua tangannya bertumpu di

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda