Bab 160
Angin malam terasa sedikit dingin.
Sania berjalan perlahan tanpa tujuan.
Lampu jalan membuat bayangannya tampak panjang dan kesepian.
Tiba-tiba, sebuah Maybach hitam berhenti di sampingnya.
Pintu mobil terbuka.
Riko turun dari kursi pengemudi.
Pria itu tinggi dan mengenakan jas hitam yang rapi, membuat tubuhnya terlihat tegap, dengan bahu yang lebar dan pinggang yang ramping.
Kegelapan malam menggambarkan siluetnya yang jelas, garis rahangnya tampak tegang.
Dia melangkah ke depan dan menatap Sania dalam-dalam.
"Mengapa matamu memerah?"
Suaranya berat dan mendominasi.
Sania refleks mengalihkan wajahnya.
"Ayo," ajak Riko.
"Aku akan membawamu ke suatu tempat."
Melihat Sania, dia pun menambahkan, "Hari ini ulang tahunmu, aku akan menemanimu merayakannya."
Sebelum Sania sempat bereaksi, pergelangan tangannya sudah dipegang lembut oleh Riko. Pria itu membawanya menuju kursi belakang.
Telapak tangan pria itu kering dan hangat, genggamannya sulit untuk ditolak.
Sepanjang perjalanan, mereka ber

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda