Bab 177
"Sekutu?" Karina tertawa dingin. "Pak Riko, kamu pasti bercanda. Mana mungkin kita jadi sekutu?"
Dia menggigit bibir, menatap mata Riko dengan penuh keteguhan.
"Jangan kira ... hanya karena kamu sudah nyelamatin aku, aku akan menyakiti Kak Bernard!"
Riko tertawa pelan, seolah mendengar lelucon yang sangat menghibur.
Asap rokok keluar dari bibir tipisnya, memburamkan wajah tampannya.
"Menyakiti Bernard?" Dia menepuk abu rokok, lalu berkata dengan nada santai, "Mana mungkin aku biarkan kamu menyakitinya. Sebaliknya, aku bisa bantu kamu mendapatkannya."
Karina bukan wanita bodoh.
Dalam sekejap, satu nama muncul di benaknya. "Karena Sania?"
Nada suaranya penuh pemahaman dan sedikit ejekan. "Nggak disangka, ternyata ada wanita yang nggak bisa ditaklukkan oleh Pak Riko. Langka sekali!"
Senyum di wajah Riko memudar. Tatapannya menyapu ke arah Delano yang masih dikekang, mulutnya mengumpat tidak henti.
"Apa ... Karina si artis terkenal ingin tetap tinggal di sini dan 'bersenang-senang' dengan

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda