Bab 206
Benar, tubuh di atas ranjang itu dikelilingi oleh sinar infra merah. Jika pria itu tidak mengenakan kacamata malam, dia tidak akan melihatnya sama sekali.
Dengan cepat dia menemukan pemancar infra merah itu, lalu memutar sekrupnya dengan mata pisau. Tak lama kemudian, sinar infra merah di sisi kiri wanita itu pun menghilang.
Dia berdiri di sisi ranjang, memandangi wajah wanita yang terlelap dengan tatapan penuh nafsu.
Wajah ini, yang telah dia bayangkan ribuan kali dalam benaknya, tampak begitu anggun dan sedikit keras kepala. Namun saat terlelap, wajah itu justru terlihat seperti seorang anak kecil.
Tenggorokan pria itu terasa seperti tersumbat kapas, kering dan serak. Sementara sorot matanya begitu lembut, hampir basah oleh air mata.
Dia mengulurkan tangan, ujung jarinya bergetar pelan, dengan lembut menyibak sehelai rambut yang jatuh di sisi pipi wanita itu.
Rambutnya halus, membawa aroma khas yang hanya dimiliki tubuhnya.
Pria itu lalu menunduk, bibirnya jatuh di kening wanita itu,

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda