Bab 216
Di sisi lain, Windi yang telah menempuh perjalanan udara seharian penuh dan empat jam perjalanan dengan kapal akhirnya menginjakkan kaki di Kota Mareli.
Dia membawa sebuah tas ransel hitam di punggung, menggenggam peta kusut di tangan, diikuti seorang pria lokal yang tampak seperti pemandu, serta dua pengawal berbadan besar.
Melihat penampilannya, jelas dia datang dengan persiapan matang. Sayang sekali, belum sempat bertindak, dia sudah lebih dulu celaka.
Belum juga sampai ke hotel yang dia pesan, baru saja berbelok di sebuah tikungan jalan, beberapa sosok bayangan hitam melintas, dan dia langsung ditangkap dengan rapi serta efisien.
Tas ransel itu terjatuh begitu saja di tanah.
Tak lama kemudian, seorang pengemis kecil mendekat secara diam-diam, membuka resletingnya, lalu mengeluarkan beberapa lipstik, satu kotak bedak, dan sebuah paspor, yang semuanya dibuang begitu saja ke tanah.
Pengemis kecil itu hanya mengambil semua uang tunai di dalamnya, lalu kabur dengan cepat, meninggalkan k

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda