Bab 236
Pak Stefan hampir kehilangan kendali karena ciuman Sania. Dia mengubah strategi, mengangkat tubuh Sania yang panas di pelukannya, lalu berjalan menuju halaman belakang, ke depan mata air panas alami itu.
Dia merendam seluruh tubuh Sania ke dalam air hangat itu.
Begitu menyentuh air, Sania langsung meronta hebat, hingga cipratan air berhamburan. Dia seperti orang sekarat yang berusaha meraih batang kayu terakhir.
Sania takut air. Ketakutan itu sudah meresap ke dalam tulangnya.
Pak Stefan tidak sempat bersiap, dan ditarik oleh Sania hingga ikut jatuh ke dalam mata air.
Butiran air menetes pada topeng emasnya, memantulkan cahaya yang berkilau.
Reaksinya cepat, satu lengan kuat melingkari pinggang Sania erat-erat, mencegah wanita itu tenggelam.
Terbungkus dalam air hangat, dan dikendalikan erat oleh Pak Stefan, Sania perlahan membuka mata.
Dalam kabut uap, tatapannya seakan jernih sesaat.
Dia melihat jelas pria bertopeng di hadapannya, asing dan berbahaya.
"Jangan dekati aku!" Dia mendoron

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda