Bab 251
Ruangan itu diterangi cahaya remang.
Bernard melemparkannya ke atas ranjang empuk. Sebelum Sania sempat bereaksi, tubuh pria yang tinggi besar itu sudah menindihnya.
Dengan bertumpu satu lutut di atas ranjang, Bernard menatapnya dari atas. Jari-jarinya yang panjang membuka kancing kemeja satu per satu dengan perlahan ...
Sepasang matanya yang dalam memancarkan cahaya berbahaya, benar-benar seperti serigala besar yang siap memangsa kelinci kecil.
"Kamu ... jangan mendekat!" Sania tiba-tiba panik, tangan dan kakinya bergerak ke arah tepi ranjang, seolah ingin segera melarikan diri.
Bernard tersenyum mengejek, sementara matanya menatap Sania. "Kenapa nyalimu jadi ciut? Sudah nggak ingin menikah denganku?"
Suara pria itu pelan dan serak, seperti bulu halus yang menggelitik gendang telinganya.
Sania segera menggelengkan kepala, wajahnya memucat.
Wajah panik Sania seperti rusa kecil yang ketakutan justru membuat Bernard terhibur, semua rasa kesalnya pun hilang seketika.
"Kemarilah." Pria itu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda