Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 256

"Jangan-jangan dia melakukan teknik pembelahan tubuh?" Windi tampak kecewa. "Benar juga, Sandi nggak mungkin adalah Petarung Nomor Tujuh Belas. Kalau dia adalah Petarung Nomor Tujuh Belas, aku akan melamarnya menjadi suamiku!" Dia membuat keputusan yang nekat. Di tempat tersembunyi dekat sana, ada seseorang yang menyipitkan mata dengan tajam, jantungnya seolah berhenti berdetak. Tiba-tiba. "Klik!" Lampu di sekitar tiba-tiba padam, seketika area permandian air panas menjadi gelap. "Ah!" Windi terkejut, dia refleks memeluk Sania dan bergetar ketakutan. "Jangan panik, ayo, kita naik dulu." Sania terlihat lebih tenang, kemudian mengajak sahabatnya pergi ke tepi kolam. Saat itu, Windi merasa ada seseorang memeluk pinggangnya dengan kuat. Windi masih ketakutan dan hendak berteriak. "Jangan takut, ini aku." Suara lembut Sandi terdengar di telinganya, membawa rasa tenang yang tak bisa disangkal. Windi merasa lebih tenang, kemudian bertanya dengan panik, "Sania di mana? Apa yang terjadi pada Sa

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.