Bab 263
Malam semakin larut. Di area makan di aula, keluarga dan anak-anak perlahan mulai meninggalkan tempat.
Tiba-tiba, Windi bertanya lagi, "Kalau wanita ingin melamar pria, ada tradisinya nggak?"
Sandi menatap gadis ceria di hadapannya, lalu menjawab pelan, "Mereka akan memetik Buah Tujuh Warna, merangkainya menjadi gelang tangan, lalu memberikannya kepada pria yang mereka cintai sebagai ungkapan cinta."
"Wah, gelang Buah Tujuh Warna! Kedengarannya romantis banget!" Mata Windi berbinar. "Nanti kalau ada waktu, aku juga mau bikin satu buat kamu pakai!"
Dia menatap Sandi dengan tatapan penuh cinta yang nyaris bisa dirasakan di udara.
Sandi hanya menatapnya dengan penuh kasih, tidak tega menghancurkan khayalan indahnya.
Sepertinya Windi belum tahu bahwa Buah Tujuh Warna itu sangat langka dan berharga. Hanya tumbuh di dasar danau yang dingin dan dalam, mustahil dipetik oleh orang biasa.
Tidak hanya itu, setiap pohon hanya menghasilkan satu warna buah dalam setahun, dan warnanya selalu berubah

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda