Bab 71
Tangan Sania masih terangkat di udara, ujung jarinya sedikit mati rasa.
Wajah Bernard terentak ke samping akibat tamparan itu. Beberapa detik kemudian, dia menoleh lagi, dengan pipi yang memerah oleh bekas tamparan.
Dia menatap Sania, seolah tidak mengenali orang di depannya.
"Sania, apa kamu sudah gila?"
Dada Sania naik turun hebat, matanya memerah karena marah.
"Si Yuni itu, apa kamu yang menyuruh tim pengacara Grup Ferdian untuk bebaskan dia?"
Suaranya bergetar karena marah.
Bernard mengernyit, nama itu terdengar agak familier.
Sore tadi, Karina menelepon sambil menangis, katanya seorang bibi jauhnya ditahan karena menyinggung Sania, dan dia memohon bantuan.
Saat itu Bernard tidak terlalu memikirkan, lalu menyuruh Joel untuk mengurusnya.
"Ya," jawabnya dengan sedikit nada tidak sabar. "Kenapa?"
"Kenapa?" Sania mengulanginya, lalu tiba-tiba tertawa dingin, air mata yang menggenang di sudut matanya langsung jatuh.
"Karina itu ... membuatmu sampai segila ini? Bahkan rela melakukan apa

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda