Bab 10
Mia sadarkan diri pada dini hari keesokan harinya. Saat mengetahui Steven akan menghadiri pemakaman, dia sangat marah.
"Kamu gila ya? Kamu telah membunuh ayahnya, dan masih berharap dia memaafkanmu? Masih untung kalau dia nggak membunuhmu."
Steven mengenakan jas hitam yang rapi, dengan ekspresi datar, dia berkata dengan santai, "Meskipun dia menusukku, kalau bisa hidup bahagia bersamanya, itu sudah sepadan."
Steven tersenyum.
Jika dia dan Wulan memiliki anak, kira-kira mirip siapa ya?
Wulan begitu lembut dan sabar, pasti akan menjadi ibu yang sangat baik, dan dia juga akan belajar menjadi ayah yang bertanggung jawab. Mereka akan bersama-sama memberikan anak-anak mereka sebuah rumah yang utuh dan bahagia.
Upacara pemakaman sudah berlangsung setengah jalan, Wulan belum juga datang.
Steven mengirim pesan lagi, tidak marah gadis itu mengabaikannya beberapa hari terakhir. Kini, dia punya cukup kesabaran untuk membujuknya, memanjakannya, dan menunggunya.
Dia dengan sepenuh hati menyambut set

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda