Bab 19
"Memanfaatkan orang lain untuk membunuh, Nona Wulan benar-benar cerdik."
Wulan tersenyum. "Ini semua berkat bantuan Pak Rafa."
"Selain itu, sepertinya tadi dia melihatmu."
Rafa mengangkat gelas, bersulang dengannya dari kejauhan.
"Dia harus merasa takut pada sesuatu, itu yang terbaik."
Cindy tidak mati. Setelah dirawat di rumah sakit selama tiga hari, dia berhasil selamat. Namun, sayangnya, kakinya menjadi cacat. Posisi kaki yang lumpuh sama dengan kaki ayahnya Wulan yang sakit.
Ketika Wulan pergi menemuinya, Cindy melempar barang ke arahnya.
"Wulan, Keluarga Latif pasti akan membunuhmu!"
Wulan tertawa.
"Tapi sekarang yang kakinya lumpuh adalah kamu, sementara aku masih sehat dan bisa datang menjengukmu."
Wulan mengeluarkan bunga melati yang biasanya untuk menabur di atas tanah kuburan, lalu menaruhnya di depan Cindy.
"Bukankah kamu suka menghina orang lain nggak berguna? Sekarang rasakan sendiri bagaimana jadi orang nggak berguna."
Cindy sudah membuang semua barang yang bisa dijangkau

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda