Bab 44
Gerakan penuh ketergantungan itu, membuat Nadine selama setahun yang lalu sering timbul ilusi kalau dia dan pria itu sangat mesra, seperti pasangan kekasih yang saling mencintai menjadi suami istri yang saling bergantung.
Tapi tiap kali gerakan itu muncul, itu hanyalah awal dari hubungan di ranjang.
Ciumannya makin panas, dengan aroma alkohol yang pekat, penuh hasrat dan keinginan untuk memiliki, seolah ingin melumat Nadine sampai habis.
Napas Nadine sesak, tubuhnya dibanjiri ciuman.
Nadine tiba-tiba berkata.
"Arvin, kartu ini bayaran setelah tidur denganku?"
Jari pria itu berhenti di paha halus dan kencangnya.
Arvin merasa ujung jarinya terasa dingin.
Suhu di kamar seketika membeku.
"Aku nggak butuh." Nadine menyodorkan kartu itu kembali padanya.
Tapi pria itu tidak mengambilnya, jadi dia menoleh dan meletakkannya di meja samping tempat tidur.
Saat itu juga, dia baru sadar, di meja itu muncul seikat bunga mawar.
Vasnya adalah barang antik yang Nadine beli di lelang di luar negeri dua

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda