Bab 70
Dia menarik napas dalam-dalam, hendak berbicara lebih keras, namun mikrofon itu tiba-tiba dikembalikan padanya.
Arvin mengenakan setelan hitam yang sangat sederhana. Dengan alis tegas dan sorot mata tajam, wajahnya tampan dan berwibawa, membuat semua orang langsung menatap ke arahnya begitu dia muncul.
Pengawal Gisel yang berdiri di samping hanya bisa diam, sama sekali tidak berani bertindak macam-macam di depan Arvin.
Senyum tipis di wajah Gisel menghilang.
Lisye pun langsung pucat pasi, "Kenapa Arvin datang ke sini ...."
Dia hanya bisa menatap Gisel dengan penuh harap, seolah memohon pertolongan tanpa suara.
Gisel adalah ibu Arvin, tidak mungkin seorang anak berani menentang ibunya, bukan?
Nadine tidak memberi tahu Arvin soal pengumuman mendadak dari kampus tadi malam, juga tidak bilang kalau dia datang ke kampus hari ini. Tapi ternyata, dia tetap datang juga.
"Nyonya Nadine, mau lanjut bicara?" tanya Arvin.
Nadine menerima mikrofon itu, menatap sekeliling dengan tatapan tegas, lalu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda