Bab 95
"Hei!"
Nadine buru-buru menepis tangan Arvin dari bahunya, menatapnya dengan curiga.
Calon mantan suami, apa bisa tolong punya sedikit batasan?
Tapi Arvin tampak sama sekali tidak mengerti maksud dari tatapan protes itu.
Nadine merasa kesal, entah kenapa dia merasa seperti memukul kapan.
"Urusan pemindahan aset sudah mulai belum?" tanya Nadine sambil berhenti. "Pak Roni pengacara pribadimu yang hebat, tapi sudah hampir dua minggu belum ada perkembangan sama sekali?"
Arvin menunduk sedikit, menutupi kilat gelap yang melintas di matanya.
"Sebentar lagi."
"Sebentar lagi itu maksudnya kapan?"
Arvin menatap Nadine lagi, sorot matanya tajam dan menekan, "Nona Nadine, kamu pikir pengacara pribadi yang digaji dua miliar setahun hanya kerja buat urusan perceraianmu?"
Nadine, "..."
Memangnya bisa membayar pengacara pribadi dengan gaji dua miliar setahun, hebat ya?
Apa maksudnya perceraianmu? Bukankah kamu juga pihak yang terlibat?
"Memarahi aku apa?" Arvin melihat ekspresi kesal Nadine dan tahu

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda