Bab 575
Caroline tertegun sejenak karena tiba-tiba dipeluk olehku.
Lalu, dia dengan cepat menepukku.
Dia tertawa sambil memarahi, "Dasar! Tiba-tiba menjadi begitu emosional!"
Namun, aku melihat matanya merah, seolah-olah hampir menangis.
Aku tersenyum polos.
Caroline meludahiku dan berkata, "Pergilah, cepat pergi dan nikmati sarang cintamu dengan Pak Rafael."
Aku menciumnya sambil tersenyum lebar dan segera melarikan diri sebelum dia bereaksi.
Dari belakang terdengar suara Caroline yang memarahi, "Sungguh sangat menjijikkan."
Aku keluar dari perusahaan dengan gembira, saat hendak menelepon Aldo, tiba-tiba sebuah Ferrari berwarna biru tua yang mencolok berhenti di depanku.
Jendela mobil diturunkan, itu adalah Pak Revan yang tampak sangat tampan.
"Hai, cantik. Mau tumpang mobil nggak?" tanya Revan sambil melepas kacamata hitam dan mengedipkan mata kepadaku.
Aku merinding dan bertanya, "Kenapa kamu ke sini?"
Pak Revan menggigit kaki kacamata hitam, lalu seolah tersenyum dan menjawab, "Mengikuti k

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda