Bab 594
Rafael tersenyum seraya menjawab, "Nggak akan."
Aku bertanya lagi, "Kenapa nggak?"
Rafael menciumku dan menempelkan dahinya ke dahiku, "Karena aku cuma menginginkanmu ... "
Semburan napas hangat yang diembuskannya membuat wajahku memerah dan jantungku berdebar kencang.
Aku menyahut dengan malu, "Kamu ini benar-benar ... "
Pada saat berikutnya, ciuman manis datang seperti yang sudah diharapkan. Malam romantis pun dimulai.
Keesokan harinya aku bangun dari tidur yang nyenyak. Tubuhku sudah cukup istirahat dan energiku sangat bagus.
Aku menggumamkan lagu dan pergi mandi sambil membuka-buka ponselku.
Rafael mengirimiku beberapa pesan suara.
Sudut mulutku lebih sulit untuk ditekan dibandingkan pesan suara itu. Aku menekan pesannya, lalu mendengarkannya. Benar saja, itu adalah ucapan selamat pagi dari Rafael.
"Vanesa, hari ini aku akan melakukan perjalanan singkat ke Kota Nagako. Aku akan pulang sebelum jam sebelas malam."
"Hari ini, Pak Edo akan menunjukkan dua lemari padamu. Coba lihat mana

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda