Bab 621
Aku menutup telepon setelah selesai bicara.
Perasaanku sangat rumit terhadap situasi seperti Albert.
Jelas sekali bahwa aku sudah berhasil melupakannya, tetapi Albert masih terjebak dalam masa lalu.
Setelah berpikir sejenak, aku menelepon Austin.
Austin sangat terkejut dan menjawab teleponku, "Kak! Kenapa kamu meneleponku?"
Aku tertawa dan bertanya balik, "Aku nggak boleh meneleponmu, ya? Aku merindukanmu."
Lalu, aku bertanya tentang situasi pelajarannya.
Tahun ini Austin sudah kelas tiga SMA dan sedang berjuang untuk mencapai tujuan.
Dia memiliki dasar yang lemah, tetapi untungnya dia cerdas.
Guru les yang dicarikan untuknya juga sangat membantu.
Ujian tengah semester kali ini meningkat dua ratus peringkat dan mendapat pujian dari sekolah.
Anak laki-laki memiliki harga diri yang tinggi, mendapat pujian akan membuatnya makin termotivasi untuk belajar.
Austin melaporkan tentang situasi pelajarannya kepadaku, lalu bertanya dengan khawatir, "Kak, kamu baik-baik saja, 'kan?"
Aku menjawab,

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda