Bab 669
Aku menangis pelan tanpa sepatah kata pun.
Dalam hati, aku sebenarnya ingin berkata bahwa aku percaya, tetapi logika mengingatkanku bahwa percaya begitu saja hanya akan membawa luka. Luka yang lebih dalam dan pelajaran yang lebih menyakitkan lagi.
Rafael memandangku. Dari ekspresiku, dia tahu bahwa aku masih merasa ragu dan sedih.
Dia menghela napas dalam dan memelukku dengan lembut. Dia bertanya, "Kamu ini. Katakan, bagaimana caranya agar aku bisa membuatmu nggak sedih lagi?"
Aku mengumpulkan keberanianku. "Kalau begitu, kenapa kamu nggak bilang saja yang sebenarnya? Barangkali aku bisa memahaminya."
Rafael berpikir cukup lama sebelum akhirnya berkata dengan nada serius, "Kenyataannya adalah Evanna memang datang menemuiku dan kami masih berkomunikasi. Tapi, itu nggak seperti yang kamu pikirkan."
Hatiku terasa berat. Ternyata, firasatku memang benar.
Suaraku terdengar serak saat aku bertanya, "Jadi, malam ini kamu mau ketemu sama siapa?"
Aku merasa sangat cemas.
Aku ingin sekali tahu j

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda