Bab 16
Aku refleks langsung berdiri. Setelah mengetahui bahwa orang yang masuk adalah Daniel, aku buru-buru seperti pencuri, menutup semua tampilan di layar ponselku.
"Ke ... kenapa kamu cepat banget selesainya? A ... aku belum selesai berkemas," ucapku.
Daniel memandangku dengan tatapan heran. Dia sedikit mengernyit melihat aku tergesa-gesa menyimpan ponsel, lalu bertanya, "Ada apa? Kenapa panik begitu?"
Aku cepat-cepat mengibaskan tangan, mencoba bersikap santai, lalu mengalihkan topik dengan canggung, "Kamu sudah selesai, ya? Kalau gitu, yuk kita berangkat sekarang."
Daniel akhirnya mengendurkan ekspresinya, lalu menatapku dengan sedikit rasa bersalah dan berkata, "Kita belum bisa berangkat sekarang. Aku harus ikut rapat online dulu, kira-kira dua puluh menit. Tolong bilang ke Ibu, ya. Kita berangkatnya agak telat."
Aku mengangguk pelan, lalu menelepon Ibu untuk memberitahunya.
Begitu selesai, aku kembali membuka aplikasi pesan antar dan hanya bisa menghela napas panjang.
Daniel itu orang

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda