Bab 72
"Apa?"
Daniel kembali buka suara dengan serius.
"Aku mau menyerahkan proyek desain rumah singgah di Desa Suni kepadamu. Kamu pernah belajar desain sebelumnya. Selain itu, bukannya impianmu menjadi seorang desainer?"
Keyakinanku tergugah. Saat aku mendaftar untuk sekolah jurusan tersebut, aku selalu ingin belajar desain lingkungan, jadi aku belajar seni selama lima tahun. Akan tetapi, Agita bersikeras untuk belajar desain lingkungan, jadi aku harus merelakan hobiku dan belajar tentang keuangan sebagai gantinya.
Selama masa kuliah di luar negeri, aku sering mengikuti kelas desain lingkungan di jurusan luar negeri dan membuat banyak gambar desain. Sekarang ada kesempatan bagiku untuk mewujudkan impianku. Bagaimana mungkin aku tidak merasa antusias.
Aku merenung cukup lama, lalu menggelengkan kepalaku.
"Kalau aku melakukannya, maka akan melanggar aturan," jawabku.
Daniel tertawa pelan, lalu menarikku ke dalam pelukannya.
"Apa aturannya? Kamu itu nyonya bos Grup Frans. Kamu cakap dan berpen

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda