Bab 77
Detak jantungku terasa berhenti pada saat itu. Aku menelan ludah dan berkata dengan perasaan bersalah.
"Oh, ya? Aku sudah nggak ingat, hahahaha. Jadi, rahasia apa yang kuceritakan padamu?"
Daniel berkata sambil menopang kepalanya dengan satu tangan.
"Kamu bilang kamu merasa bersalah padaku karena telah membohongiku."
Saat itu, aku bahkan memikirkan musik apa yang akan kuputar di pemakamanku.
Daniel berdiri dengan tenang, berjalan ke depanku, lalu bertanya.
"Jadi, bohong apa kamu?"
Aku bertanya sambil mengerjap.
"Kenapa? Kemarin aku nggak memberitahumu aku membohongimu apa?"
Daniel menjepitku di antara dinding dan lengannya, lalu lanjut berkata ....
"Nggak, kamu terus meminta maaf padaku karena telah berbohong padaku. Tapi bagaimanapun aku bertanya, kamu tetap nggak memberitahuku kamu bohong apa padaku."
Untungnya, bahkan saat aku sedang mabuk, mulutku masih tertutup rapat.
Aku bertanya sambil menepis tangan Daniel.
"Kamu percaya juga dengan omongan orang mabuk?"
Daniel berkata sambil b

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda