Bab 849
Begitu pintu tertutup, Brivan tiba-tiba terbangun.
Masih dalam posisi berbaring, dia langsung waspada dan mengamati sekeliling. Setelah memastikan kalau ruangan itu kosong, barulah dia sedikit rileks.
"Tring."
Sebuah pesan masuk ke ponselnya.
Victoria: "Aku sudah memasak bubur ayam dengan telur dan sawi, masih kuhangatkan di panci. Air juga sudah aku panaskan dan aku dinginkan buatmu. Obatnya ada di meja, pas di sampingmu. Tapi ingat, makan buburnya dulu sebelum minum obat."
Brivan melirik ke arah dapur dan sorot matanya menjadi dingin.
Dia tidak mengikuti saran Victoria. Sebaliknya, dia langsung meraih obat yang ada di depannya dan menelan semua pil sekaligus tanpa minum air, begitu saja.
Rasa kantuk menyerangnya lagi. Dia memejamkan mata dan kembali tidur ...
Victoria turun ke bawah. Baru saja melangkah keluar dari gedung apartemen, dia melihat sebuah mobil terparkir di depan.
Mobil itu terlihat agak akrab, tetapi dia tidak terlalu memikirkannya dan berjalan terus.
Pikirannya masih p

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda