Bab 151 Menunggu Nasib
"Apa maksudnya ini? Bukannya pihak manajemen bilang akan menyelidiki dengan teliti?"
Janna melotot marah, ekspresinya seolah-olah siap menerkam orang.
Dibandingkan dengan kemarahannya, Kirana tidak mengucapkan sepatah kata pun. Dia hanya menatap layar dengan sorot mata yang tajam.
Yansen pernah bilang ...
Akan menyelidiki dengan jelas, dan mengembalikan nama baiknya.
"Kirana, jangan bikin aku takut, katakan sesuatu!" Janna mengira Kirana terlalu marah, dan buru-buru menggenggam tangannya. Janna baru sadar kalau tangan Kirana agak gemetar.
Dia yang biasanya selalu tenang, baru kali ini terlihat seperti itu oleh Janna.
"Aku nggak apa-apa."
Butuh waktu lama, baru Kirana menyunggingkan senyum tipis pada Janna.
"Jangan pura-pura kuat! Besok kita langsung ke perusahaan, aku akan temani kamu! Sialan, kenapa bisa langsung ditetapkan bahwa kamu pelakunya!"
"Kamu jangan ikut campur lagi." Kirana menarik napas, lalu berkata pelan, "Nggak mudah bagimu masuk ke Grup Feriawan. Jangan sampai gara-gar

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda