Bab 164 Terlibat dengan Pak Yansen
Kirana tidak mendengar jelas sisa ucapan Wanda, lalu suara Yansen terdengar.
[Ibuku sudah sadar. Setelah urusanku di sini selesai, aku akan telepon kamu kembali.]
"Baik."
Kirana menatap layar ponsel yang sudah gelap. Perasaannya dipenuhi kegelisahan dan kekacauan yang belum pernah ada sebelumnya.
Sebenarnya, seandainya Surya tidak datang menemuinya, dan tidak mengatakan semua hal itu, itu mungkin lebih baik. Karena sejak awal Kirana memang sudah berniat bercerai dengan Yansen, dan mengakhiri hubungan ini!
Namun, setelah semua itu diucapkan, dia justru tidak tahu lagi bagaimana harus membicarakan soal perceraian itu pada Yansen.
Pria itu begitu hati-hati melindungi Kirana. Bahkan ketika ibunya sendiri menentang keras, dia tetap teguh tidak mau menyerah. Sebaliknya, Kirana selalu dengan mudah mengucapkan kata perpisahan.
Seperti yang dikatakan Yansen ...
Kirana seolah-olah memilih menyerah begitu saja dan memutuskan garis pemisah setiap kali ada masalah.
Dia berbaring di tempat tidur, me

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda